AYH Umumkan Nomine Anugrah Sastra Litera 2019
Tangerang Selatan (litera.co.id)- Ahmadun Yosi Herfanda (AYH) telah mengumumkan nomine penghargaan sastra litera 2019. Pengumuman ini disampaikan AYH di depan para pengunjung yang datang meramaikan acara talkshow sastra pada hari Minggu (06/10) yang digelar di Roti Bakar 88 yang terletak di Pamulang, kota Tangerang Selatan.
“Pada tahun ini relatif lebih sedikit nomine yang muncul. Terjadi penurunan baik secara kuantitas dan kualitas dibanding pada tahun sebelumnya. Pada tahun ini kami tim juri yang terdiri dari saya, Mustafa Ismail, dan Mahrus Prihany hanya menemukan 14 puisi dan 8 cerpen” ungkap AYH yang merupakan pemimpin redaksi litera.co.id yang juga ketua tim juri. Anugrah atau penghargaan sastra litera ini memang merupakan acara tahunan yang ketiga, sebelumnya telah digelar pada tahun 2017 dan 2018.
“Pemilihan penghargaan sastra litera ini didasarkan pada karya bukan pada sosok. Sangat mungkin karya yang muncul dari seorang penyair atau cerpenis bisa lebih satu karena memiliki kualitas karya yang setara. Dalam tahun 2019 ini ada beberapa penyair yang karyanya lebih dari satu terpilih sebagai nominasi.” tambah AYH. Selain itu AYH menambahkan jika karya baik berupa puisi dan cerpen ini adalah hasil seleksi ulang dari karya yang telah siar di portal sastra litera sepanjang 2018 lalu.
Acara pengumuman ini memang terlambat dari jadual semula. AYH sebagai tim juri dan pimred litera sempat mengalami gangguan kesehatan sehingga penilaian agak lama tertunda. Bahkan pada kesempatan pengumuman penghargaan sastra litera tampak AYH masih terlihat kurang fit meski relatif lebih segar dibanding sebelumnya.
Berikut nomine anugrah sastra litera 2019
Kategori puisi
- Belajar Menanam Padi (Budi Setiawan)
- Sebuah Kota yang Kehilangan Manusia (Budi Setiawan)
- Rigen (Budi Setiawan)
- Aksara yang Memanjat Ayat (Deni Puja Pranata)
- Bukit Kapur (Deni Puja Pranata)
- Segalanya Telah Menjadi Asing (Eddy Pranata PNP)
- Lilin yang Menyala (Eddy Pranata PNP)
- Bukan Pulang (Gustu Sasih)
- Dari Tengah Bentrok Tafsir (Gustu Sasih)
- Di Stasiun Kediri (Laras Sekar Seruni)
- Di Halmahera Hujan Turun Berkejaran (Nuriman N Bayan)
- Rohingya (Pilo Poly)
- Mei di Pertengahan Lorong (Pilo Poly)
- Harga untuk Siang (Surya Gemilang)
Kategori cerpen
- Reruntuhan Ketujuh (Afryantho Keyn)
- Kemarau (Arian Pangestu)
- Sorban (Humam S. Chudori)
- Dari Ceruk Cangkir ke Lekuk Bibir (Iman Sembada)
- Ibu yang Tertinggal di Balik Karangan (Kevin Alfarizky)
- Rahasia yang Tersimpan dalam Benda-benda, Dibawa oleh Angin (Lamia Putri Damayanti)
- Jalan Buntu (Ruly R)
- Patung (Tjahjono Widarmanto)
Selanjutnya semua karya yang masuk dalam nominasi akan dicetak dalam bentuk buku antologi puisi dan cerpen litera dan setiap nomine akan mendapatkan satu eksemplar buku tersebut tentu secara cuma-cuma karena ini adalah bentuk apresiasi litera pada pengirim naskah yang telah disiarkan. Selain itu nomine tersebut masih akan ditentukan satu nama penulis puisi dan cerpen terbaik yang akan mendapatkan hadiah berupa sejumlah uang. Pengumuman penulis puisi dan cerpen terbaik akan dilangsungkan pada puncak acara penghargaan sastra litera 2019 yang akan digelar pada bulan depan. (R)